Kamis, 08 Desember 2011

100 Langkah Menuju Kesempurnaan Iman




1.      Bersyukur apabila mendapat nikmat
2.      Sabar apabila mendapat kesulitan
3.      Tawakal apabila mempunyai rencana/program
4.      Ikhlas dalam segala amal perbuatan
5.      Jangan membiarkan  hati larut dalam kesedihan
6.      Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan
7.      Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan
8.      Jangan usil dengan kekayaan orang
9.      Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang
10.  Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan
11.  Jangan tamak kepada harta
12.  Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan
13.  Jangan hancur karena kezaliman
14.  Jangan goyah karena fitnah
15.  Jangan bekeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri
16.  Jangan campuri harta dengan harta yang haram
17.  Jangan sakiti ayah dan ibu
18.  jangan usir orang yang meminta-minta
19.  Jangan sakiti anak yatim
20.  Jauhkan diri dari dosa-dosa yang besar
21.  Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil
22.  Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid)
23.  Lakukan shalat dengan ikhlas dan khusyu
24.  Lakukan shalat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid
25.  Biasakan shalat malam
26.  Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah
27.  Lakukan puasa wajib dan puasa sunat
28.  Sayangi dan santuni fakir miskin
29.  Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah
30.  Jangan marah berlebih-lebihan
31.  Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan
32.  Bersatulah karena Allah dan berpisahlah karena Allah
33.  Berlatihlah konsentrasi pikiran
34.  Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila karena sesuatu sebab tidak dapat dipenuhi
35.  Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syetan
36.  Jangan percaya ramalan manusia
37.  Jangan terlampau takut miskin
38.  Hormatilah setiap orang
39.  Jangan terlampau takut kepada manusia
40.  Jangan sombong, takabur dan besar kepala
41.  Bersihkan harta dari hak-hak orang lain
42.  Berlakulah adil dalam segala urusan
43.  Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah
44.  Bersihkan rumah dari patung-patung berhala
45.  Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran
46.  Perbanyak silaturahmi
47.  Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam
48.  Bicaralah secukupnya
49.  Beristri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya
50.  Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu
51.  Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur
52.  Jauhkan diri dari penyakit-penyakit bathin
53.  Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga
54.  Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan
55.  Hormatilah kepada guru dan ulama
56.  Sering-sering bershalawat kepada nabi
57.  Cintai keluarga Nabi saw
58.  Jangan terlalu banyak hutang
59.  Jangan terlampau mudah berjanji
60.  Selalu ingat akan saat kematian dan sadar bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan sementara
61.  Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti mengobrol yang tidak berguna
62.  Bergaullah dengan orang-orang shaleh
63.  Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar
64.  Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu
65.  Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita
66.  Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan lagi
67.  Jangan membenci seseorang karena paham dan pendirian
68.  Jangan benci kepada orang yang membenci kita
69.  Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuai pilihan
70.  Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapatkan kesulitan
71.  Jangan melukai hati orang lain
72.  Jangan membiasakan berkata dusta
73.  Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian
74.  Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab
75.  Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan
76.  Hormati orang lain yang lebih tua dari kita
77.  Jangan membuka aib orang lain
78.  Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih berprestasi dari kita
79.  Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana
80.  Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan
81.  Jangan minder karena miskin dan jangan sombong karena kaya
82.  Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama dan umat manusia
83.  Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain
84.  Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara
85.  Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa
86.  Hargai prestasi dan pemberian orang
87.  Jangan habiskan waktu untuk sekedar hiburan dan kesenangan
88.  Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan
89.  Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan kondisi diri kita
90.  Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fisik atau mental kita menjadi terganggu
91.  Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana
92.  Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk melupakan jasa kita;
93.  Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu, dan  jangan berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina
94.  Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum dicek kebenarannya
95.  Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban
96.  Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan dan tidak berlebihan
97.  Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri
98.  Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tantangan. Jangan lari dari kenyataan kehidupan
99.  Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan akan melahirkan kerusakan
100.          Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan orang

10 Amalan Yang Terbalik




Kadang kita dapati amalan kita terbalik atau bertentangan dengan apa yang sepatutnya dilakukan & dituntut oleh Islam. Mungkin kita tidak sadar atau ikut-ikutan dengan budaya hidup orang lain.

Contoh amalan yang terbalik:
1.   Amalan selamatan/kenduri beberapa malam setelah saudara/keluarga/tetangga kita meninggal (malam pertama, kedua, ketiga, ketujuh dan seterusnya) adalah terbalik dengan yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW dimana Rosulullah telah menganjurkan tetangga memasak makanan/minuman untuk keluarga yang berduka guna meringankan kesedihan & kesusahan mereka. Keluarga yang telah ditimpa kesedihan tersebut terpaksa menyediakan makanan & membeli segala sesuatu untuk mereka yang datang membaca Tahlil/do'a & mengaji. Tidakkah mereka yang hadir & makan tersebut tidak khawatir termakan harta anak yatim yang ditinggalkan oleh si mati atau harta peninggalan si mati yang belum dibagikan kepada yang berhak menurut Islam?
2.   Kalau datang ke resepsi/pesta pernikahan/khitanan selalu berisi hadiah/uang waktu bersalaman. Kalau tidak ada uang maka kita segan untuk pergi. Tetapi kalau mendatangi tempat orang meninggal. kita tidak malu untuk salaman tanpa isi/uang. Sepatutnya pada saat kita mendatangi tempat orang meninggallah kita seharusnya memberi sedekah. Sebenarnya jika ke Resepsi/pesta pernikahan/khitanan, tidak memberipun tidak apa-apa karena tuan rumah yang mengundang untuk memberi restu kepada mempelai & makan bukan untuk menambah pendapatannya.
3.   Ketika datang ke sebuah gedung/rumah mewah atau menghadiri rapat dengan pejabat, kita berpakaian bagus, rapi & indah tapi bila menghadap Allah baik di rumah maupun di Mesjid, pakaian yang dipakai adalah pakaian seadanya. Tidakkah ini suatu perbuatan yang terbalik?
4.   Kalau bertamu ke rumah orang diberi kue/minum, kita merasa malu untuk makan sampai habis, padahal yang dituntut adalah jika hidangan tidak dimakan akan menjadi mubazir dan tidak menyenangkan tuan rumah.
5.   Kalau Sholat Sunnah di Mesjid sangat rajin tapi kalau di rumah, malas. Sedangkan sebaik-baik Sholat Sunnah adalah yang dilakukan di rumah seperti yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW untuk menghindari rasa riya'/pamer.
6.   Bulan Puasa adalah bulan mendidik nafsu termasuk nafsu makan yang berlebihan tetapi kebanyakan orang mengaku bahwa biaya makan dan belanja di bulan puasa adalah yang tertinggi dalam setahun. Padahal seharusnya yang terendah. Bukankah terbalik amalan kita?
7.   Kalau untuk menjalankan ibadah haji, sebelum berangkat, banyak orang mengadakan Selamatan/do'a bersama tetapi setelah kembali dari Haji, tidak ada do'a bersama untuk bersyukur. Anjuran do'a bersama/selamatan dalam Islam diantaranya adalah karena selamat dari bermusafir/perjalanan jauh bukan karena akan bermusafir. Bukankah amalan ini terbalik?
8.   Semua orang tua akan kecewa jika anak-anaknya gagal dalam ujian. Maka dicari & diantarlah anak-anak ke tempat kursus walau dengan biaya tinggi. Tapi kalau anak tidak dapat membaca Al-Qur'an, mereka tidak berusaha mencari/mengantar anak-anak ketempat kursus baca Al-Qur'an atau kursus pelajaran Islam. Kalau guru kursus sanggup dibayar sebulan Rp300.000,00 perbulan untuk satu pelajaran dan 8 kali pertemuan saja, tapi kepada Ustadz yang mengajarkan mengaji hanya Rp.100.000,00 perbulan untuk 20 kali pertemuan. Bukankah terbalik amalan kita? Kita sepatutnya lebih malu jika anak tidak dapat baca Al-Qur'an atau Sholat dari pada tidak lulus ujian.
9.   Siang-malam, panas-hujan badai, pagi-petang kita bekerja mengejar rezeki Allah dan mematuhi peraturan kerja. Tapi ke rumah Allah (Mesjid) tidak hujan tidak panas, tidak siang, tidak malam tetap tidak datang ke Mesjid. Sungguh tidak tahu malu manusia begini, rezeki Allah diminta tapi untuk mampir ke rumahNya segan dan malas.
10.  Seorang isteri kalau mau keluar rumah dengan suami atau tidak, berhias secantik mungkin. Tapi kalau di rumah....??? Sedangkan yang dituntut seorang isteri itu berhias untuk suaminya bukan untuk orang lain. Perbuatan amalan yang terbalik ini membuat rumah tangga kurang bahagia.

Cukup dengan contoh-contoh di atas, Marilah kita berlapang dada menerima hakikat sebenarnya. Marilah kita beralih kepada kebenaran agar hidup kita menurut landasan dan ajaran Islam yang sebenarnya bukan yang digubah mengikuti selera kita. Allah yang menciptakan kita, maka biarlah Allah yang menentukan peraturan hidup kita.

Sabda Rosulullah SAW : "Sampaikanlah pesan-KU walau hanya satu ayat".
(Riwayat Bukhari).