Sebagai ulama besar yang memiliki rasa tanggung jawab terhadap umat ini. Imam
al-Albani rahimahullah telah menyampaikan wasiat berupa nasihat dan bimbingan
yang diperuntukkan kepada kaum Muslimin di seluruh dunia. Nasihat ini
disampaikan pada bulan-bulan terakhir kehidupannya di dunia fana ini.
Isi
wasiat, sebagai berikut :
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah
Jalla Jalaluhu, kami memujiNya, memohon ampunan dan pertolonganNya. Kami
berlindung kepadaNya dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Siapa yang ditunjuki Allah Jalla Jalaluhu niscaya tiada yang
menyesatkannya. Dan siapa yang disesatkanNya tiada pula yang menunjukinya, Aku
bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah
satu-stunya, tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hamba dan RasulNya.
Wasiatku kepada
setiap muslim di belahan bumi manapun berada, lebih khusus kepada
saudara-saudara kami yang ikut berpartisapasi bersama kami dalam penisbatan
kepada dakwah yang penuh barakah ini, yaitu dakwah kepada al-Qur'an dan
as-Sunnah sesuai dengan manhaj Salafus Shalih.
Aku wasiatkan kepada
mereka dan terutama diriku agar bertakwa kepada Allah Tabaraka wa
Ta'ala.
Kemudian agar membekali diri dengan ilmu yang bermanfaat
sebagaimana firman Allah Jalla Jalaluhu.
"Artinya : Dan bertakwalah
kepada Allah, Allah akan mengajarimu" [Al-Baqarah : 282]
Hendaknya mereka
ketahui bahwa ilmu yang baik atau benar menurut pandangan kami tidak keluar dari
al-Qur'an dan as-Sunnah yang sesuai dengan manhaj dan pemahaman Salafush
Shalih.
Hendaknya mereka padukan antara ilmu yang dimiliki dan
pengamalannya sedapat mungkin. Dengan demikian ilmu tidak menjadi hujjah yang
justru mencelakakan mereka, yang mana pada hari itu harta benda dan anak
keturunan tidak bermanfaat kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati
yang selamat.
Aku ingatkan, agar waspada dari segala bentuk kerjasama dan
persekutuan dengan orang-orang yang dalam banyak hal telah keluar dan menyimpang
dari jalur Salafi. Penyimpangan-penyimpangan itu sangat banyak. Bilamana
dipadukan akan identik dengan sikap khuruj (keluar) yang berarti memberontak
terhadap kaum Muslimin dan jama'ah mereka.
Kami hanya perintahkan agar
mereka mewujudkan sebuah komunitas seperti yang disabdakan oleh Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang shahih.
"Artinya : Dan jadilah
kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara" [Hadits Riwayat Muslim, lihat
Mukhtashar Shahiih Muslim no. 1775]
Hendaknya kita bergaul dengan cara
yang baik dan ramah dalam berdakwah mengajak orang-orang yang menyelisihi dakwah
kita. Agar sesuai dengan manhaj dan pemahaman Salafush Shalih.
Dan
selamanya kita harus berpegang teguh pada firman Allah Jalla
Jalaluhu.
"Artinya : Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik"
[An-Nahl : 125]
Orang yang paling berhak diperlakukan dengan cara hikmah
adalah orang yang paling keras menentang kita dalam prinsip dan aqidah kita. Hal
ini kita lakukan agar tidak tertumpu pada kita dua beban yang berat, beratnya
dakwah haq yang telah dianugrahkan Allah Jalla Jalaluhu kepada kita kemudian
dibebani lagi dengan jeleknya cara dakwah kita kepada Allah 'Azza wa
Jalla.
Aku berharap dari semua saudara-saudaraku yang berada di setiap
negeri Islam, agar melaksanakan adab-adab yang Islami ini, semata-mata karena
mengharap wajah Allah 'Azza wa Jalla dan tidak mengharap balasan dan tidak pula
ucapan terima kasih dari manusia.
Semoga apa yang sampaikan ini telah
mencukupi.
Walhamdulillahi Rabbil 'aalamin.
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra’: 9) “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’araf: 96)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar